<div>  </div> <div style="text-align: justify;"> Kesenian Leko merupakan kesenian Klasik yang tergolong langka, oleh karena kini keberadaannya sudah semakin sedikit. Di Kabupaten Badung kesenian ini masih tetap lestari keberadaannya, yaitu di Br. Parekan, Desa Sibanggede, Kec. Abiansemal dan ini pun hanya satu-satunya di Kabupaten Badung. Ini tentunya patut kita syukuri, bawasannya kesenian yg merupakan warisan budaya Bali yg beragam tetap terjaga kelestariannya.</div> <div style="text-align: justify;"> Kesenian Leko ini merupakan kesenian dalam bentuk tari pergaulan akan tetapi bernuansa pelegongan. Kesenian ini sudah ada sejak th 1930-an dengan tokohnya pada saat itu bernama Ni Made Sudri, kini kesenian ini tetap dilestarikan oleh seorang tokoh mantan dosen ISI Denpasar yaitu A. A. A. Kusuma Arini. Penyajian kesenian ini dapat dikatakan semacam tari legong melihat dari segi kostumnya akan tetapi dalam pementasannya mencari ibing-ibingan seperti layaknya Tari Joged Bumbung. Adapun iringan gambelannya adalah barungan sejenis gambelan gandrung yang barungan instrumennya dominan terbuat dari bambu yang istilah balinya disebut "Tingklik" yang tentunya diornamentasi dengan gong pulu, kendang, kecek. Adapun jenis tariannya yaitu tari condong, tari kupu-kupu, tari guak manjus, tari kuntir, tari onte, dan lain-lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> Kabupaten Badung melalui Dinas Kebudayaan di tahun 2018 ini melakukan langkah-langkah guna mengantisipasi kepunahan dari kesenian ini yaitu dengan melakukan revitalisasi yang didalamnya ada pembinaan yang tujuannya mendorong elemen terkait guna kesinambungan generasi kesenian ini, di samping itu juga memberi dana motivasi yg tentunya untuk dapat mendukung perlengkapan sarana dan prasarana dari kesenian ini. Ini pada prinsipnya pemerintah beserta seluruh lapisan masyarakat berharap agar kesenian ini tetap terjaga kelestariannya.</div>
KESENIAN LEKO
29 Sep 2018