<p>Upacara Ngebek Widhi adalah upacara Dewa Yadnya yang wajib dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Tinggan, tepatnya di Pura Pucak Mangu, setiap Purnama Kawolu, untuk memohon tirta pengebek agar tanaman tidak terserang hama, hasilnya melimpah dan hewan ternak tidak terserang gerubug.  Hal ini mengingat bahwa Ida Bhatara yang dipuja di Pura Pucak Mangu sesuai dengan konsep Padma Bhuwana adalah Bhatara Sangkara, yakni Dewa Pelindung tumbuh-tumbuhan.<br />  <br /> Karya Ngebek Widhi menghaturkan olahan Bawi Selem yang disebut Pelupuhan Bawi terus Gunung yang dinamakan Upakara Sima Gunung, yang terdiri dari nasi sasahan, di atas daun telujungan dan di atas nasi itu diletakkan babi yang telah disembelih, yang dipersembahkan kepada Ida Bhatara dalam manifestasi-Nya sebagai Dewa Wisnu, yang memberikan anugrah kemakmuran kepada manusia. Sorohan nasi palupuhan dengan daging babinya adalah simbul pertemuan Ida Bhatara Wisnu yang berwujud babi, yakni pada waktu mencari pangkal Lingga dan bertemu dengan Dewi Wasundhari (Prethiwi), yang digambarkan dengan nasi palupuhan. Pertemuan Dewa Wisnu dengan Dewi Prethiwi, yaitu pertemuan air dengan tanah, merupakan simbul kesuburan.<br /> Tirta Ngebekin/Pengebek diperoleh dari  menyiram Lingga dan air siraman itulah merupakan Tirtha Pakuluh Ida Bhatara, yang hanya dipercikkan di sawah dan di ladang, bukan untuk diperciki atau diminum warga. Fungsi dari Tirtha Ngebekin ini agar tanaman di sawah tidak diserang oleh hama dan berhasil dengan sempurna.</p> <p> </p>
KARYA NGEBEK WIDHI RING PURA PENATARAN PUCAK MANGU
20 Jan 2022